DESAIN MODEL PEMBELAJARAN
PADA KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan kurikulum yang menggunakan empat desain kurikulum sekaligus yaitu :
a. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu(Anonim, 2008 : 41). Dilihat dari desainnya, KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ni dapat dilihat dari (1) struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dan mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajarannya; (2) kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.
b. Desain Kurikulum Berorintasi pada Masyarakat
Asumsi yang mendasari desain kurikulum ini adalah, bahwa tujuan dari sekolah yaitu melayani kebutuhan masyarakat. Oleh karena tu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum(Anonim, 2008 : 43). KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada masyarakat. Hal itu terlihat dari :
1) Salah satu prinsip pengembangannya adalah relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan KTSP dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)untuk relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kebutuhan masyrakat, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
2) Acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan kesetaraan gender. KTSP harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya serta harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan gender.
c. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan siswa sebagai sumber isi kurikulum (Anonim, 2008 : 46). Hal itu tampak pada salah satu prinsip pengembangan KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KTSP dikembangkan berdasrkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengebangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
d. Desain Kurikulum Teknologis
Model desain kurikulum teknologi difokuskan pada efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Desain instruksional menekankan pada pencapaian tujuan yang mudah diukur, aktivitas, tes, dan pengembangan bahan ajar (Anonim 2008 : 48). KTSP merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan menjadi indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilain.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya pendekatan CTL yang salah satu ciri utamanya adalah ikuiri. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum terdapat komponen pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat individu peserta didik.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah.
Salah satu acuan operasional penyusunan KTSP yaitu keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. KTSP disusun dengan memperhatikan bahwa daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalman hidup sehari-hari. Oleh karena itu KTSP disusun dengan memperhatikan keragaman tersebut unruk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi yang luas kepada sekolah atau satuan pendidikan dalam penyusunan, pengembangan, serta pelaksanaannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan dan berdasarkan pada standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dilihat dari pengertian KTSP tersebut, terlihat jelas bahwa sekolah (satuan pendidikan) mempunyai otonomi yang luas baik pada penyusunan, pengembangan maupun pelaksanaannya. Hali ini diperkuat lagi dengan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan karakteristik satuan pendidikan. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan ciri khas satuan pendidik
2. Prosedur KTSP
KTSP mengikuti prosedur yang logis dan sistematis. Prosedur ini perlu diikuti bukan saja deskripsi tugas tiap komponen terkait menjadi jelas, tetapi juga agar setiap madrasah yang tidak terlibat langsung dalam tim pengembangan memahami arah perencanaan yang ditetapkan. Dengan demikian perlu ditentukan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM), pengerja analisis konteks, pengkaji delapan standar pendidikan , penyusun draf dokumen dan dokumen akhir, penghitung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran, perevisi dan pensosialisasi KTSP.[2]
3. Komponen-komponen KTSP
KTSP kurikulum tingkat satuan pendidikan terdiri dari empat koponen, yaitu:
a. Tujuan Pendidikan.
b. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup;
- Mata Pelajaran
- Muatan Lokal
- Pengembangan diri
- Beban belajar
- Ketuntasan belajar
- Kenaikan Kelas dan kelulusan
- Penjurusan
- Pendidikan kecakapan hidup
- Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
c. Kalender Pendidikan
d. Silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
4. Kegunaan dan Kelebihan
1. Manfaat KTSP
A. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Sekolah.
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat. Pada pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat pada situasi riil dilapangan dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal dan itu merupakan salahsatu bentuk penyebab kegagalan kurikulum yang ada di Indonesia. Penyeragaman kurikulum ini juga mengakibatkan pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian sama saja dengan sekolah di daerah pesisir pantai, sekolah di daerah industri sama dengan sekolah di daerah pariwisata, sehingga tidak memberikan potensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di daerahnya, maka dengan adanya KTSP peerta didik memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah setempat karena ketrampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik.
Dalam KTSP kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke sekolah dan satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.
Dengan adanya otonomi daerah, maka sekolah beserta komite sekolah dapat secara bersama – sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Sebagai satuan yang baru, sekolah mungkin mengalami kesulitan dalam menyusun KTSP, oleh karena itu jika diperlukan sekolah dapat berkonsultasi baik secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal sekolah dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, Dinas Pendidikan Propinsi dan Departemen Pendidikan, edangkan secara horisontal sekolah dapat bermitra dengan dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelyan dan lain – lain agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benr – benar mampu menjawab kebutuhan di daerah dimana sekolah tersebut berada.
- KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah – sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Pola kurikulum baru pada KTSP adalah memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, KTSP ini memberi peluang pada sekolah-sekolah plus untuk lebih mengambangkan variasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Dengan adanya KTSP maka sekolah plus bisa lebih bebas untuk menentukan kurikulumnya yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut.
B. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Bagi Civitas Akademika
1. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BSNP sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengambangkan dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sehingga baik guru maupun kepala sekolah dituntut untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran, agar kualitas pendidikan bisa lebih baik. Karena guru dan kepala sekolah serta manajeman sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam proes belajar mengajar, dan mereka adalah orang yang diberi tanggung jawab dalam mengembangkan dan melaksanakan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.
2. Guru sebagai fasilitator dalam membantu peserta didik membangun pengetahuan.
Pada kurikulum –kurikulum sebelumnya peran guru adalah sebagai instruktur atau selalu memberi intruksi kepada siswa dan dianggap sebagai orang yang serba tahu segalanya, namun setelah adanya KTSP peran tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena dalam KTSP siswwa diposisikan sebagai subyek didik, bukan sebagai obyek didik, diaman siswa lebih dominan dalam proses pembelajaran, hal ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa siswa memiliki potensi untuk berkembang dan berpikir mandiri, karena salah satu ciri pembelajaran efektif adalah “ mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebuh bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.”
Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya, sedangkan peran peserta didik adalah aktif dalam belajar dan mencerna pelajaran. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis, peserta didik tidak kosong tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang, maka dalam pembelajaran ini modelnya adalah model dialogis. Yang dimaksud dengan model dialogis adalah “model mencari bersama antara guru dan peserta didik.” Dengan adanya model dialogis ini maka peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya dan dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat.
Oleh karena itu dalam KTSP guru tidak hanya menjadi dikatator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, akan tetapi disini guru berperan sebagai fasilitator dan membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi dana berkembang.
3. Adanya perubahan paradigma mengajar
Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian, akan tetapi kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluass wawasan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif melalui cara bertindak atau berprilaku sebagai dampak hasil belajarnya karena tujuan guru mengajar adalah supaya peserta didik memahami apa yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahaman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar, guru diharapkan menggunakan berbagai macam metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih berfikir, mantradisikan aktifitas kreatif, mengambangkan kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmtan bekerja sama, karena itu guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya, untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesui untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP.
C. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Siswa.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptable ( dapat diterima) bagi kebutuhan siswa.
Dengan adanya otonomi maka tiap-tiap sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri, dan KTSP ini memungkinkan sekolah menitik beratkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswa, sebagai contoh sekolah yang berada di kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran dibidang kepariwisataan lainya, disini guru harus melibatkan peserta didik untuk mengenal, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar. Dalam bukunya E. Mulyasa menyatakan bahwa ” tujuan identifikasi kebutuhan adalah untuk melibatkan dan memotivikasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh merek ebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya.” Sehingga apabila murid sudah mengetahui kebutuhan belajarnya, maka suasana belajarnya akan lebih aktif serta mereka akan merasa lebih nyaman.
KTSP ini membuat siswa lebih mudah karena diberi kebebasan untuk mengembangkan kompetensi sisa dengan kultur daerahnya.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %.
Dengan diberlakukannya KTSP maka beban belajar siswa pada kegiatan tatap muka sekitar 20% yaitu yang pada awalnya untuk tingkat SD, SMP, SMA masing-masing tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit, sehingga pada KTSP ini jam pelajarannya dikurangi dengan rincian untuk tingkat SD menjadi 35 menit, tingkat SMP menjadi 40 menit sedangkan tingkat SMA 45 menit.
Disamping jam pelajaran, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa juga akan dikurangi, meskipun ada pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Alasan pengurangan jam belajar siswa tersebut karena selama ini jam pelajaran disekolah terlalu banyak, apalagi kegiatan belajar masih banyak yang terpaku pad kegiatan tatap muka di kelas, sehingga suasana yang tercipta menjadi terkesan sangat formal. Suasana formal yang diciptakan sekolahdan standar jam pelajaran yang relatif lama tentu akan memberikan dampak tersendiri pada psikologis anak, sehingga anak marasa jenuh dan kurang aktif dalam belajar, inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa jam pelajaran siswa perlu dikurangi dengan memotong sedikit pelajaran.
2. Kelebihan KTSP
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
- Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
- Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
- Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
- Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
- Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
- Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
- Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
- Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
- Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
- Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
- Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
- Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
- Berpusat pada siswa.
- Menggunakan berbagai sumber belajar.
- kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
5. Kekurangan
a. Pemerintah / Dinas Pendidikan
1. KTSP, Kurikulum yang Tidak Sistematis
Ketidaklogisan KTSP terjadi karena sekolah diberi kebebasan untuk mengelaborasi kurikulum inti yang dibuat pemerintah, tetapi evaluasi nasional oleh pemerintah melalui ujian nasional (UN) justru paling menentukan kelulusan siswa.
2. KTSP Tidak fungsional
Kurikulum ini menjadi tidak logis karena tidak proporsionalnya pembagian tugas pengembangan antara pemerintah dan sekolah. Seharusnya pemerintah hanya menetapkan kerangka umum dari tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi, sedangkan pengembangannya secara rinci menjadi siap pakai diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.
b. Kepsek yang kurang Mengerti KTSP
Kepsek masih membuat pola-pola penyeragaman, dalam ystem pembelajaran maupun evaluasi hasil pembelajaran, dinilai tidak memahami tujuan dan tuntutan kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP) yang baru diberlakukan pemerintah.
c. Guru yang bermutu berjumlah sedikit
1. Bahasan tentang kurikulum bagi guru terbatas
2. Agen penyedia tenaga kependidikan kurang memberikan materi kependidikan yang memadai.
3. Penataran tentang kurikulum ini yang dilakukan terbatas
4. Pengawasan yang dilakukan terbatas terhadap tindak lanjut yang dilakukan Guru
5. Buku-buku yang diberikan kepada murid kebanyakan tidak menunjang keberhasilan kurikulum ini
6. Guru yang menguasai atau siap dan bisa berkompetisi dalam kurikulum ini cuma sedikit
7. Kebanyakan guru-guru hanya merubah nama, format, atau silabi.
6. Contoh KTSP
Dalam hal belajar, kita harus punya tujuan. Dan inilah tujuan (Kompetensi Dasar) yang hendak di capai di kelas VIII.
Semester Ganjil:
- Memahami bacaan, menentukan gagasan utama
- Membaca/ Memahami laporan
- Membaca/ memahami buku ensiklopedi
- Menulis laporan
- Membuat pertanyaan wawancara
- Menulis surat resmi
- Memahami denah
- Menulis petunjuk
- Menulis sinopsis novel
- Menentukan unsur intrinsik novel
- Menentukan unsur intrinsik drama
- Menulis drama
Keterampilan Lisan:
- Menganalisis laporan yang didengar
- Menanggapi isi laporan
- Berwawancara dengan narasumber
- Menyampaikan laporan secara lisan
- Menanggapi unsur pementasan drama
- Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
- Bermain peran sesuai naskah yang ditulis siswa
- Bermain peran sesuai improvisasi
Semester Genap:
- Menemukan pokok-pokok berita
- Mengemukakan kembali isi berita
- Menyampaikan persetujuan, sanggahan dlm diskusi
- Membawakan acara
- Menemukan masalah utama dari berbagai berita
- Menemukan informasi utk bahan diskusi
- Membacakan teks berita
- Menulis rangkuman
- Menulis teks berita
- Menulis slogan, poster
- Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja
- Menjelaskan tema dan latar novel remaja
- Mendeskripsikan alur novel remaja
- Mengomentari kutipan novel remaja
- Menanggapi hal yg menarik dari kutipan novel
B. Kurikulum 2013
1. Karakteristik Kurikulum 2013
- Mewujudkan pendidikan berkarakter
Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik. Namun pada implementasi kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan sehingga menuaiberbagai kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. NAmun pada kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan dan tergerus oleh tingginya pengaruh buudaya modern. Budaya yang cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita luhur nenek moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang mendoronggg bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang selamaa ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan tidak punah ditelan zaman.
- Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.
Prosedur Kurikulum 2013
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilandiperolehmelaluikegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3. Komponen Kurikulum 2013
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.
3. Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut.Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.
2. Keunggulan dan Kelebihan Kurikulum 2013
keunggulan kurikulum 2013
a. Siswa harus aktif dan kreaktif tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
b. Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan,religi,praktek,sikap dan lain lain
kelemahan kurikulum 2013
a. Guru jarang menjelaskan guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini beliau tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika,fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja. Apalagi buku paket yang belum di bagikan jadi banyak teman saya yang mengeluh karena tidak bisa mengikuti materi
5. Contoh Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 telah diterapkan pada sekolah-sekolah terpilih sejak tahun ajaran baru 2013/2014. Untuk tingkat Sekolah Dasar, tahun ini Kurikulum 2013 diterapkan di kelas 1 dan 4. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran tematik integratif, yang menjadikan tema sebagai pengikat berbagai mata pelajaran.
Proses pembelajaran yang diharapkan adalah yang menjadikan siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan Kurikulum KTSP yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Tema yang dipakai untuk pembelajaran Kelas 1 ada 8 tema, yaitu:
(1.) Diri Sendiri, (2.)Kegemaranku, (3.) Kegiatanku, (4.) Keluargaku, (5.) Pengalamanku, (6.) Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri, (7.) Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku, serta (8.) Peristiwa Alam. Berikut video contoh proses kegiatan pembelajaran kelas 1 dengan memakai Kurikulum 2013:
Sedangkan tema-tema yang dipakai dalam pembelajaran tematik kelas 4 adalah: 1. Indahnya Kebersamaan, 2. Selalu Berhemat Energi, 3. Peduli terhadap Makhluk Hidup, 4. Berbagai Pekerjaan, 5. Menghargai Jasa Pahlawan, 6. Indahnya Negeriku, 7. Cita-citaku, 8. Daerah Tempat Tinggalku, 9. Makanan Sehat dan Bergizi
Buku-buku pelajaran SD kelas 1 dan 4 Kurikulum 2013 yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kemdikbud juga suda bisa didownload. Untuk buku pelajaran SD Kurikulum 2013 terdiri dari dua jenis, yaitu buku untuk siswa dan buku pegangan guru.
Sumber:
http://www.sekolahdasar.net/2013/08/video-kegiatan-pembelajaran-kurikulum-2013.html#ixzz2x5KjmD3nDAFTAR PUSTAKA
http://54ivul.wordpress.com/2010/05/16/komponen-ktsp/
http://ndanbeibeck.wordpress.com/2012/03/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-ktsp/
http://belajardanberamal-naser.blogspot.com/2010/08/manfaat-kurikulum-satuan-pendidikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan
http://pojokhermanto.blogspot.com/2009/01/karakteristik-ktsp.html
http://www.yadi82.com/2012/09/materi-pelajaran-bahasa-dan-sastra.html
http://lavender2night.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum/. http://whyfaqoth.blogspot.com/2011/07/komponen-komponen-kurikulum-dan.html.
http://totokprasetyono.wordpress.com/2011/05/30/kelemahan-ktsp-dan-solusinya/
PADA KURIKULUM KTSP DAN KURIKULUM 2013
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan kurikulum yang menggunakan empat desain kurikulum sekaligus yaitu :
a. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu
Desain kurikulum ini merupakan desain yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu(Anonim, 2008 : 41). Dilihat dari desainnya, KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ni dapat dilihat dari (1) struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dan mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajarannya; (2) kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran.
b. Desain Kurikulum Berorintasi pada Masyarakat
Asumsi yang mendasari desain kurikulum ini adalah, bahwa tujuan dari sekolah yaitu melayani kebutuhan masyarakat. Oleh karena tu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum(Anonim, 2008 : 43). KTSP merupakan kurikulum yang berorientasi pada masyarakat. Hal itu terlihat dari :
1) Salah satu prinsip pengembangannya adalah relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan KTSP dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)untuk relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kebutuhan masyrakat, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
2) Acuan operasional penyusunan KTSP memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan kesetaraan gender. KTSP harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya serta harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan gender.
c. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa
Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh karenanya, pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan siswa sebagai sumber isi kurikulum (Anonim, 2008 : 46). Hal itu tampak pada salah satu prinsip pengembangan KTSP yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. KTSP dikembangkan berdasrkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengebangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
d. Desain Kurikulum Teknologis
Model desain kurikulum teknologi difokuskan pada efektivitas program, metode, dan bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Desain instruksional menekankan pada pencapaian tujuan yang mudah diukur, aktivitas, tes, dan pengembangan bahan ajar (Anonim 2008 : 48). KTSP merupakan kurikulum teknologis, hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan menjadi indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilain.
2. KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan misalnya pendekatan CTL yang salah satu ciri utamanya adalah ikuiri. Demikian juga secara tegas dalam struktur kurikulum terdapat komponen pengembangan diri, yakni komponen kurikulum yang menekankan kepada aspek pengembangan minat dan bakat individu peserta didik.
3. KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah.
Salah satu acuan operasional penyusunan KTSP yaitu keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. KTSP disusun dengan memperhatikan bahwa daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalman hidup sehari-hari. Oleh karena itu KTSP disusun dengan memperhatikan keragaman tersebut unruk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi yang luas kepada sekolah atau satuan pendidikan dalam penyusunan, pengembangan, serta pelaksanaannya.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan (sekolah) dengan memperhatikan dan berdasarkan pada standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dilihat dari pengertian KTSP tersebut, terlihat jelas bahwa sekolah (satuan pendidikan) mempunyai otonomi yang luas baik pada penyusunan, pengembangan maupun pelaksanaannya. Hali ini diperkuat lagi dengan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan karakteristik satuan pendidikan. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan ciri khas satuan pendidik
2. Prosedur KTSP
KTSP mengikuti prosedur yang logis dan sistematis. Prosedur ini perlu diikuti bukan saja deskripsi tugas tiap komponen terkait menjadi jelas, tetapi juga agar setiap madrasah yang tidak terlibat langsung dalam tim pengembangan memahami arah perencanaan yang ditetapkan. Dengan demikian perlu ditentukan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM), pengerja analisis konteks, pengkaji delapan standar pendidikan , penyusun draf dokumen dan dokumen akhir, penghitung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran, perevisi dan pensosialisasi KTSP.[2]
3. Komponen-komponen KTSP
KTSP kurikulum tingkat satuan pendidikan terdiri dari empat koponen, yaitu:
a. Tujuan Pendidikan.
b. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup;
- Mata Pelajaran
- Muatan Lokal
- Pengembangan diri
- Beban belajar
- Ketuntasan belajar
- Kenaikan Kelas dan kelulusan
- Penjurusan
- Pendidikan kecakapan hidup
- Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
c. Kalender Pendidikan
d. Silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
4. Kegunaan dan Kelebihan
1. Manfaat KTSP
A. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Sekolah.
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah setempat. Pada pelaksanaan kurikulum dimasa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat pada situasi riil dilapangan dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal dan itu merupakan salahsatu bentuk penyebab kegagalan kurikulum yang ada di Indonesia. Penyeragaman kurikulum ini juga mengakibatkan pada beberapa kenyataan bahwa sekolah di daerah pertanian sama saja dengan sekolah di daerah pesisir pantai, sekolah di daerah industri sama dengan sekolah di daerah pariwisata, sehingga tidak memberikan potensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di daerahnya, maka dengan adanya KTSP peerta didik memiliki kemampuan beradaptasi dengan daerah setempat karena ketrampilan yang diajarkan berdasarkan pada lingkungan dan kemampuan peserta didik.
Dalam KTSP kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya didesentralisasikan ke sekolah dan satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.
Dengan adanya otonomi daerah, maka sekolah beserta komite sekolah dapat secara bersama – sama merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Sebagai satuan yang baru, sekolah mungkin mengalami kesulitan dalam menyusun KTSP, oleh karena itu jika diperlukan sekolah dapat berkonsultasi baik secara vertikal maupun horisontal. Secara vertikal sekolah dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, Dinas Pendidikan Propinsi dan Departemen Pendidikan, edangkan secara horisontal sekolah dapat bermitra dengan dunia industri, kerajinan, pariwisata, petani, nelyan dan lain – lain agar kurikulum yang dibuat oleh sekolah benr – benar mampu menjawab kebutuhan di daerah dimana sekolah tersebut berada.
- KTSP memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah – sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
Pola kurikulum baru pada KTSP adalah memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya sendiri, KTSP ini memberi peluang pada sekolah-sekolah plus untuk lebih mengambangkan variasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Dengan adanya KTSP maka sekolah plus bisa lebih bebas untuk menentukan kurikulumnya yang sesuai dengan kebutuhan sekolah tersebut.
B. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Bagi Civitas Akademika
1. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
Dengan berpijak pada panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah yang dibuat oleh BSNP sekolah diberi keleluasaan untuk merancang, mengambangkan dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Sehingga baik guru maupun kepala sekolah dituntut untuk lebih kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran, agar kualitas pendidikan bisa lebih baik. Karena guru dan kepala sekolah serta manajeman sekolah merupakan kunci keberhasilan dalam proes belajar mengajar, dan mereka adalah orang yang diberi tanggung jawab dalam mengembangkan dan melaksanakan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi sekolah tersebut.
2. Guru sebagai fasilitator dalam membantu peserta didik membangun pengetahuan.
Pada kurikulum –kurikulum sebelumnya peran guru adalah sebagai instruktur atau selalu memberi intruksi kepada siswa dan dianggap sebagai orang yang serba tahu segalanya, namun setelah adanya KTSP peran tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena dalam KTSP siswwa diposisikan sebagai subyek didik, bukan sebagai obyek didik, diaman siswa lebih dominan dalam proses pembelajaran, hal ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa siswa memiliki potensi untuk berkembang dan berpikir mandiri, karena salah satu ciri pembelajaran efektif adalah “ mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebuh bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.”
Peran guru atau pendidik adalah sebagai fasilitator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus, membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya, sedangkan peran peserta didik adalah aktif dalam belajar dan mencerna pelajaran. Dalam KTSP dianut bentuk pembelajaran yang ideal yaitu pembelajaran peserta didik aktif dan kritis, peserta didik tidak kosong tetapi sudah ada pengertian awal tertentu yang harus dibantu untuk berkembang, maka dalam pembelajaran ini modelnya adalah model dialogis. Yang dimaksud dengan model dialogis adalah “model mencari bersama antara guru dan peserta didik.” Dengan adanya model dialogis ini maka peserta didik dapat mengungkapkan gagasannya dan dapat mengkritik pendapat guru yang dianggap kurang tepat.
Oleh karena itu dalam KTSP guru tidak hanya menjadi dikatator yang hanya menekankan satu nilai satu jalan keluar, akan tetapi disini guru berperan sebagai fasilitator dan membebaskan peserta didik untuk berpikir, berkreasi dana berkembang.
3. Adanya perubahan paradigma mengajar
Kegiatan mengajar bukan hanya sekedar mengingat fakta untuk persediaan jawaban tes sewaktu ujian, akan tetapi kegiatan mengajar juga diharapkan mampu memperluass wawasan pengetahuan, meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan sejumlah sikap positif melalui cara bertindak atau berprilaku sebagai dampak hasil belajarnya karena tujuan guru mengajar adalah supaya peserta didik memahami apa yang diajarkan dan mampu memanfaatkannya dengan menerapkan pemahaman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar, guru diharapkan menggunakan berbagai macam metode belajar yang memungkinkan peserta didik untuk melatih berfikir, mantradisikan aktifitas kreatif, mengambangkan kemerdekaan berpikir, mengeluarkan ide, menumbuhkan kenikmtan bekerja sama, karena itu guru perlu menyediakan beragam kegiatan pembelajaran yang berimplikasi pada beragamnya pengalaman belajar supaya peserta didik mampu mengembangkan kompetensi setelah menerapkan pemahamannya, untuk itu strategi belajar aktif melalui multi ragam metode sangat sesui untuk digunakan ketika akan menerapkan KTSP.
C. Manfaat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Siswa.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitik beratkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptable ( dapat diterima) bagi kebutuhan siswa.
Dengan adanya otonomi maka tiap-tiap sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri, dan KTSP ini memungkinkan sekolah menitik beratkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswa, sebagai contoh sekolah yang berada di kawasan pariwisata dapat lebih memfokuskan pada mata pelajaran bahasa Inggris atau mata pelajaran dibidang kepariwisataan lainya, disini guru harus melibatkan peserta didik untuk mengenal, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar. Dalam bukunya E. Mulyasa menyatakan bahwa ” tujuan identifikasi kebutuhan adalah untuk melibatkan dan memotivikasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh merek ebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya.” Sehingga apabila murid sudah mengetahui kebutuhan belajarnya, maka suasana belajarnya akan lebih aktif serta mereka akan merasa lebih nyaman.
KTSP ini membuat siswa lebih mudah karena diberi kebebasan untuk mengembangkan kompetensi sisa dengan kultur daerahnya.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20 %.
Dengan diberlakukannya KTSP maka beban belajar siswa pada kegiatan tatap muka sekitar 20% yaitu yang pada awalnya untuk tingkat SD, SMP, SMA masing-masing tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit, sehingga pada KTSP ini jam pelajarannya dikurangi dengan rincian untuk tingkat SD menjadi 35 menit, tingkat SMP menjadi 40 menit sedangkan tingkat SMA 45 menit.
Disamping jam pelajaran, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa juga akan dikurangi, meskipun ada pengurangan jam pelajaran dan bahan ajar, KTSP tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Alasan pengurangan jam belajar siswa tersebut karena selama ini jam pelajaran disekolah terlalu banyak, apalagi kegiatan belajar masih banyak yang terpaku pad kegiatan tatap muka di kelas, sehingga suasana yang tercipta menjadi terkesan sangat formal. Suasana formal yang diciptakan sekolahdan standar jam pelajaran yang relatif lama tentu akan memberikan dampak tersendiri pada psikologis anak, sehingga anak marasa jenuh dan kurang aktif dalam belajar, inilah yang menjadi dasar pemikiran bahwa jam pelajaran siswa perlu dikurangi dengan memotong sedikit pelajaran.
2. Kelebihan KTSP
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
- Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
- Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
- Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
- Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
- Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
- Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
- Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
- Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
- Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa.
- Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
- Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
- Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
- Berpusat pada siswa.
- Menggunakan berbagai sumber belajar.
- kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
5. Kekurangan
a. Pemerintah / Dinas Pendidikan
1. KTSP, Kurikulum yang Tidak Sistematis
Ketidaklogisan KTSP terjadi karena sekolah diberi kebebasan untuk mengelaborasi kurikulum inti yang dibuat pemerintah, tetapi evaluasi nasional oleh pemerintah melalui ujian nasional (UN) justru paling menentukan kelulusan siswa.
2. KTSP Tidak fungsional
Kurikulum ini menjadi tidak logis karena tidak proporsionalnya pembagian tugas pengembangan antara pemerintah dan sekolah. Seharusnya pemerintah hanya menetapkan kerangka umum dari tujuan atau kompetensi, isi, strategi, dan evaluasi, sedangkan pengembangannya secara rinci menjadi siap pakai diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.
b. Kepsek yang kurang Mengerti KTSP
Kepsek masih membuat pola-pola penyeragaman, dalam ystem pembelajaran maupun evaluasi hasil pembelajaran, dinilai tidak memahami tujuan dan tuntutan kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP) yang baru diberlakukan pemerintah.
c. Guru yang bermutu berjumlah sedikit
1. Bahasan tentang kurikulum bagi guru terbatas
2. Agen penyedia tenaga kependidikan kurang memberikan materi kependidikan yang memadai.
3. Penataran tentang kurikulum ini yang dilakukan terbatas
4. Pengawasan yang dilakukan terbatas terhadap tindak lanjut yang dilakukan Guru
5. Buku-buku yang diberikan kepada murid kebanyakan tidak menunjang keberhasilan kurikulum ini
6. Guru yang menguasai atau siap dan bisa berkompetisi dalam kurikulum ini cuma sedikit
7. Kebanyakan guru-guru hanya merubah nama, format, atau silabi.
6. Contoh KTSP
Dalam hal belajar, kita harus punya tujuan. Dan inilah tujuan (Kompetensi Dasar) yang hendak di capai di kelas VIII.
Semester Ganjil:
- Memahami bacaan, menentukan gagasan utama
- Membaca/ Memahami laporan
- Membaca/ memahami buku ensiklopedi
- Menulis laporan
- Membuat pertanyaan wawancara
- Menulis surat resmi
- Memahami denah
- Menulis petunjuk
- Menulis sinopsis novel
- Menentukan unsur intrinsik novel
- Menentukan unsur intrinsik drama
- Menulis drama
Keterampilan Lisan:
- Menganalisis laporan yang didengar
- Menanggapi isi laporan
- Berwawancara dengan narasumber
- Menyampaikan laporan secara lisan
- Menanggapi unsur pementasan drama
- Mengevaluasi pemeran tokoh dalam pementasan drama
- Bermain peran sesuai naskah yang ditulis siswa
- Bermain peran sesuai improvisasi
Semester Genap:
- Menemukan pokok-pokok berita
- Mengemukakan kembali isi berita
- Menyampaikan persetujuan, sanggahan dlm diskusi
- Membawakan acara
- Menemukan masalah utama dari berbagai berita
- Menemukan informasi utk bahan diskusi
- Membacakan teks berita
- Menulis rangkuman
- Menulis teks berita
- Menulis slogan, poster
- Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja
- Menjelaskan tema dan latar novel remaja
- Mendeskripsikan alur novel remaja
- Mengomentari kutipan novel remaja
- Menanggapi hal yg menarik dari kutipan novel
B. Kurikulum 2013
1. Karakteristik Kurikulum 2013
- Mewujudkan pendidikan berkarakter
Pendidkan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik. Namun pada implementasi kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan sehingga menuaiberbagai kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. NAmun pada kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan dan tergerus oleh tingginya pengaruh buudaya modern. Budaya yang cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita luhur nenek moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang mendoronggg bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang selamaa ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan tidak punah ditelan zaman.
- Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.
Prosedur Kurikulum 2013
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,menghargai,menghayati,hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilandiperolehmelaluikegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3. Komponen Kurikulum 2013
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan sebagai berikut.
1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.
d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.
2. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan.Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi tersebut.
3. Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting karena metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak. Dalam prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut.Dengan begitu, kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.
2. Keunggulan dan Kelebihan Kurikulum 2013
keunggulan kurikulum 2013
a. Siswa harus aktif dan kreaktif tak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.
b. Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan,religi,praktek,sikap dan lain lain
kelemahan kurikulum 2013
a. Guru jarang menjelaskan guru banyak yang beranggapan bahwa dengan kurikulum terbaru ini beliau tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar matematika,fisika,dll tidak cukup hanya membaca saja. Apalagi buku paket yang belum di bagikan jadi banyak teman saya yang mengeluh karena tidak bisa mengikuti materi
5. Contoh Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 telah diterapkan pada sekolah-sekolah terpilih sejak tahun ajaran baru 2013/2014. Untuk tingkat Sekolah Dasar, tahun ini Kurikulum 2013 diterapkan di kelas 1 dan 4. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan model pembelajaran tematik integratif, yang menjadikan tema sebagai pengikat berbagai mata pelajaran.
Proses pembelajaran yang diharapkan adalah yang menjadikan siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan Kurikulum KTSP yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Tema yang dipakai untuk pembelajaran Kelas 1 ada 8 tema, yaitu:
(1.) Diri Sendiri, (2.)Kegemaranku, (3.) Kegiatanku, (4.) Keluargaku, (5.) Pengalamanku, (6.) Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri, (7.) Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku, serta (8.) Peristiwa Alam. Berikut video contoh proses kegiatan pembelajaran kelas 1 dengan memakai Kurikulum 2013:
Sedangkan tema-tema yang dipakai dalam pembelajaran tematik kelas 4 adalah: 1. Indahnya Kebersamaan, 2. Selalu Berhemat Energi, 3. Peduli terhadap Makhluk Hidup, 4. Berbagai Pekerjaan, 5. Menghargai Jasa Pahlawan, 6. Indahnya Negeriku, 7. Cita-citaku, 8. Daerah Tempat Tinggalku, 9. Makanan Sehat dan Bergizi
Buku-buku pelajaran SD kelas 1 dan 4 Kurikulum 2013 yang disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kemdikbud juga suda bisa didownload. Untuk buku pelajaran SD Kurikulum 2013 terdiri dari dua jenis, yaitu buku untuk siswa dan buku pegangan guru.
Sumber:
http://www.sekolahdasar.net/2013/08/video-kegiatan-pembelajaran-kurikulum-2013.html#ixzz2x5KjmD3nDAFTAR PUSTAKA
http://54ivul.wordpress.com/2010/05/16/komponen-ktsp/
http://ndanbeibeck.wordpress.com/2012/03/01/kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-ktsp/
http://belajardanberamal-naser.blogspot.com/2010/08/manfaat-kurikulum-satuan-pendidikan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan
http://pojokhermanto.blogspot.com/2009/01/karakteristik-ktsp.html
http://www.yadi82.com/2012/09/materi-pelajaran-bahasa-dan-sastra.html
http://lavender2night.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum/. http://whyfaqoth.blogspot.com/2011/07/komponen-komponen-kurikulum-dan.html.
http://totokprasetyono.wordpress.com/2011/05/30/kelemahan-ktsp-dan-solusinya/
Comments
Post a Comment